5 Ciri ciri Kalimat Perintah yang Harus Dipahami

Ada berbagai macam jenis kalimat yang sering diucapkan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Salah satunya adalah kalimat perintah. Adapun kalimat perintah adalah kalimat untuk memberikan arahan, memerintah dan lainnya. Nada bicara dari orang yang mengucapkan kalimat perintah akan berbeda dengan kalimat lainnya. Untuk lebih jelasnya simak ciri ciri kalimat perintah berikut ini:

1. Nada atau Intonasi Bicara yang Disampaikan

Intonasi bicara yang digunakan untuk menyampaikan kalimat perintah sangat berbeda. Maka dari itu baik pemberi maupun penerima kalimat perintah harus benar-benar memahami intonasi dari kalimat yang diucapkan. Penggunaan kalimat perintah sendiri dilakukan di kehidupan sehari-hari. Mulai dari di rumah, kantor, sekolah dan lainnya.

Maka dari itu, semua orang harus memperhatikan nada dari lawan bicara ketika berkomunikasi. Dalam hal ini, pada kalimat perintah intonasi akan naik di awal selanjutnya intonasi akan turun di akhir kalimat. Berikut contohnya:

  • Buang barang itu ke tempat sampah!
  • Selesaikan tugasmu!
  • Silakan pergi sekarang!

2. Terdapat Imbuhan –lah atau –kan

Kalimat perintah memiliki ciri ciri adanya imbuhan –lah atau –kan. Kedua imbuhan tersebut tidak hanya digunakan dalam sebuah tulisan saja. Melainkan juga ketika seseorang memberikan kalimat perintah secara lisan. Tujuan dari adanya imbuhan –lah yaitu untuk menghaluskan permintaan dan menguatkan kata perintah.

Akan tetapi saat ini sebagian orang sudah mulai mengucapkan kalimat perintah tanpa kata imbuhan. Namun kalimat perintah yang diucapkan tetap dapat diterima dengan baik. Beberapa contoh kalimat perintah dengan imbuhan adalah sebagai berikut:

  • Ambilkan buku di atas meja itu!
  • Rangkailah kalimat dengan baik!
  • Minumlah obat dari dokter!

3. Menerapkan Struktur Kalimat P-S

Pola yang digunakan pada kalimat perintah adalah inversi atau struktur kalimat terbalik. Artinya pada kalimat perintah struktur Predikat (P) diletakkan di depan unsur Subjek (S). Pola kalimat P-S ini biasa dilakukan dalam hal tulis menulis saja, seperti cerpen, novel serta karya sastra lainnya.

Adapun fungsi dari pola terbalik ini adalah untuk menghasilkan efek estetika atau keindahan di dalam kalimat. Selain itu pola ini juga akan menciptakan variasi kalimat baru agar tidak membosankan. Berikut contoh kalimat dengan pola P-S:

  • Ambilkan Ibu kue di ruang makan!
  • Pergilah ke bioskop Santi!
  • Dimasaklah ikan oleh Ibu di dapur!

4. Menggunakan Kata Perintah

Ciri-ciri yang paling terlihat dari kalimat perintah tentunya terdapat pada kata yang digunakan. Baik dalam tulis menulis maupun secara lisan, kalimat perintah menggunakan kata perintah. Ada beberapa contoh kata perintah yang biasa digunakan, seperti jangan, tolong, segera, ayo dan lainnya. Namun, saat ini tidak semua orang menggunakan kata perintah dalam kalimatnya.

Hal ini dapat terjadi karena kalimat perintah terbagi menjadi beberapa jenis. Biasanya penggunaan kata yang mendukung kalimat perintah adalah kata kerja dasar. Berikut contoh kalimatnya:

  • Ayo meriahkan perlombaan kali ini!
  • Jangan membuat kegaduhan di tempat ini!
  • Tolong, ajak Sinta kerjakan tugas ini!

5. Terdapat Tanda Seru (!)

Tanda seru (!) digunakan pada kalimat perintah yang berupa teks saja. Adapun kalimat perintah yang diucapkan secara lisan tidak menggunakan tanda seru (!). Penggunaan tanda seru (!) sendiri biasanya dapat ditemukan pada sebuah cerita hingga paragraf pada beberapa soal.

Walaupun demikian, seiring perkembangannya penggunaan tanda seru (!) tidak hanya merujuk pada kalimat perintah saja. Bahkan pada pesan teks, tanda ini juga diartikan bahwa pengirim sedang marah terhadap suatu hal. Berikut contoh kalimat perintah:

  • Kuras kolam hingga bersih!
  • Jawablah soal yang mudah dulu!
  • Aduk adonan roti hingga kalis!

Itulah beberapa ciri ciri kalimat perintah baik pada tulisan maupun diucapkan secara lisan. Walaupun tidak semua kalimat memenuhi ciri ciri kalimat perintah tetap dapat tersampaikan dengan baik. Namun demikian, setiap orang harus dapat mengetahui tujuan dari sebuah kalimat apakah kalimat perintah atau bukan. Sehingga tidak muncul kesalahpahaman dari kalimat tersebut.

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.