Pengertian Kalimat Aktif dan Pasif Beserta Karakteristik dan Contohnya
Bentuk kalimat aktif dan pasif selalu ada dalam tatanan kalimat di semua bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Yang membedakan keduanya adalah bentuk kata kerja atau predikat yang digunakan, apakah aktif atau pasif. Jika predikatnya aktif, maka sudah pasti itu merupakan kalimat aktif dan jika predikatnya pasif, maka kalimatnya pun menjadi pasif.
Secara susunan katanya, kalimat aktif adalah ketika predikat digunakan sebagai penjelasan tindakan yang dilakukan oleh subjek. Sementara itu, saat predikatnya menjelaskan tindakan yang dilakukan terhadap objek, maka disebut sebagai kalimat pasif.
Karakteristik Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Sebelum mengurai lebih lanjut mengenai penggunaan predikat dalam contoh kalimat aktif dan pasif, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik yang membedakan keduanya. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan karakteristik masing-masing bentuk kalimat:
1. Karakteristik Kalimat Aktif
Seperti yang sudah disinggung, sebuah kalimat dinyatakan sebagai kalimat aktif ketika predikatnya berbentuk aktif dan menjelaskan tindakan dari subjek. Selain itu, ini karakteristik yang bisa dijumpai:
- Kata kerja memiliki awalan me- atau ber-.
- Predikat atau kata kerja merupakan penjelasan dari tindakan yang dilakukan oleh subjek.
- Bentuk susunan kalimatnya adalah SPOK atau SPK.
2. Karakteristik Kalimat Pasif
Sejalan dengan penjelasan kalimat aktif, pada kalimat pasif, predikat memiliki bentuk pasif. Di sini predikat digunakan untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan terhadap subjek. Adapun ciri-ciri lengkapnya yaitu:
- Awalan yang digunakan pada kata kerja yaitu di-, ter-, ter-kan, dan ke-an.
- Kata kerja digunakan untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan pada subjek.
- Ada kata ganti milik dalam kalimatnya.
Contoh Kalimat Aktif dan Pasif
Agar lebih mudah memahami bentuk kalimat aktif dan pasif, ada baiknya untuk menyimak contohnya terlebih dahulu. Ada kalimat aktif yang bisa diubah menjadi pasif dan sebaliknya, namun ada pula yang tidak bisa diubah. Contoh berikut adalah kalimat yang dapat diubah dari bentuk aktif ke pasif:
- Ibu membaca buku resep >> Buku resep dibaca oleh ibu. Ibu di sini berperan sebagai subjek, membaca dan dibaca adalah predikat, dan buku resep merupakan objek.
- Kakak membuat prakarya untukku >> Prakarya untukku dibuatkan oleh kakak. Kakak bertindak sebagai objek, membuat dan dibuat berkedudukan sebagai predikat, prakarya adalah objek, serta untukku menjadi keterangan tujuan.
- Ibu membersihkan udang >> Udang dibersihkan oleh ibu. Ibu memiliki posisi sebagai predikat, udang adalah objek, sementara membersihkan dan dibersihkan adalah predikatnya.
- Lukisan mural di dinding ini digambar oleh Budi >> Budi menggambar lukisan mural di dinding. Budi merupakan subjek, lukisan mural menjadi objek, menggambar dan digambar adalah predikat, serta di dinding menjadi keterangan tempat.
- Pintu dibukakan oleh satpam >> Satpam membukakan pintu. Pintu bertindak sebagai objek, dibukakan dan membukakan memiliki posisi sebagai predikat, dan satpam adalah subjeknya.
Selain contoh kalimat yang dapat bertransisi dari bentuk aktif ke pasif dan sebaliknya, ada pula bentuk kalimat yang sulit untuk diubah bentuknya. Misalnya antara lain:
- Kalau sudah bermain, Firman pasti lupa waktu. Kalimat ini merupakan bentuk kalimat aktif.
- Kakek senang bersenda-gurau dengan cucu-cucunya. Bersenda gurau adalah kata kerja aktif, sehingga ini merupakan bentuk kalimat aktif.
- Rok panjangku terciprat air di jalan. Contoh ini merupakan bentuk kalimat pasif.
- Banyak rumah yang kebanjiran di musim hujan ini. Kata kebanjiran merupakan kata kerja pasif, jadi kalimatnya menjadi kalimat pasif.
Bentuk kalimat aktif dan pasif dalam tata kalimat Bahasa Indonesia bisa ditemukan di hampir semua jenis tulisan. Masing-masing memiliki fungsinya tersendiri dalam penyampaian informasi kepada orang lain.