4 Tips Melatih Perkembangan Bicara Anak

Katulis – Apabila si kecil masih belum jelas mengucapkan sesuatu, maka cobalah 4 Tips Melatih Perkembangan Bicara Anak berikut ini untuk merangsang bahasa anak secara optimal.

Ternyata keterampilan komunikasi dan bicara anak perlu dirangsang sejak usia dini untuk meningkatkan rasa percaya diri si kecil di masa depan. Keterampilan bahasa merupakan aspek penting yang harus dikembangkan secara optimal.

Kemampuan ini akan memungkinkan anak berkomunikasi dengan lingkungan secara verbal dan non verbal. Dari sinilah perilaku dan kemampuan lain yang bisa dirangsang kemudian akan melahirkan.

Intinya, keterampilan bahasa anak dimulai di dunia sejak lahir. Saat mereka lahir, bayi menangis. Kemudian saat popoknya basah, mereka menangis, mereka lapar, mereka ingin digendong, dan seterusnya.

Kemampuan bahasa hingga tumbuh besar tersebut dibagi menjadi 2, diantaranya yaitu:

  • Bahasa Reseptif, yaitu kemampuan orang-orang di sekitarnya untuk memahami bahasa.
  • Kemampuan untuk mengatakan satu kata dan kemudian menggabungkannya menjadi beberapa kalimat. Bahasa Ekspresif.

Advertisement

Inilah 4 Tips Melatih Perkembangan Bicara Anak

Dinyatakan di atas bahwa stimulus pertumbuhan anak dapat dilakukan di mana saja. Anak-anak tidak harus dikirim ke sekolah informal. Para ayah dan ibu dapat melakukan hal berikut untuk mempraktikkan pengembangan bahasa di rumah, jika metode dan alatnya benar.

  1. Lakukan Interaksi

Advertisement

Hal pertama yang harus dilakukan untuk stimulasi bahasa pada anak adalah interaksi dua arah dengan anak. Istilahnya harus cerewet dan mau orang tua meluangkan waktu bermain dengan si kecil. Tidak hanya memberi mereka mainan dan mengawasinya.

Si kecil Anda mungkin diajak sebagai bayi untuk bermain ciluk ba. Datang dan bermainlah bersama mereka dengan mainan mereka saat mereka dewasa. Sebagai penjual, orang tua bisa berpura-pura menjadi pembeli dan anak. Anda juga bisa menjadi tamu dengan orang lain dan minum teh bersama.

Saat ingin tidur, jalan-jalan, dan segala operasi, komunikasi dua arah dan bermakna juga bisa dilakukan.

  1. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa

Langkah selanjutnya adalah menciptakan lingkungan yang kaya akan bahasa di mana pada waktu-waktu tertentu Anda bisa mengobrol dengan keluarga, mendengarkan dia berbicara dan menyampaikan maknanya, membaca buku bersama dan jangan lupa meletakkan buku dan bernyanyi bersama di tempat yang terjangkau.

Dengan kegiatan literasi dan bernyanyi bersama, kosakata dan pemahaman anak akan tumbuh lebih cepat.

  1. Pengurangan Penggunaan Gadget

Bagi orang tua dengan balita hingga dewasa, gadget memang menjadi masalah.

Batasi penggunaannya pada si kecil untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Komunikasi satu arah adalah keterampilan bahasa yang dibangun oleh gadget. Anak-anak tidak belajar bersosialisasi dan dapat mengurangi penekanan mereka pada hal-hal lain.

Dengan membatasi waktu penggunaan dimungkinkan untuk mengurangi gadget. Tentunya hal tersebut akan terjadi jika mereka juga ditemani oleh para bunda dan ayah serta tidak terus menerus terpaku pada gadget.

  1. Memperkenalkan kata dan frasa yang benar selama bermain

Pernahkah Anda mendengar seorang anak mengucapkan kata ‘cucu’ untuk dibaca untuk susu atau ’embaca’?

Ini mungkin dianggap biasa oleh beberapa orang tua karena anaknya masih kecil, padahal sebenarnya mereka salah. Kebiasaan akan sulit diubah jika tidak diperbaiki.

Saat bermain, orang tua bisa melakukan tip keempat, dengan cara:

Menata ulang, mengulang kata berulang-ulang atau saat diucapkan, mengoreksi. Namun pengulangan ini cukup dilakukan dua kali agar anak tidak bosan dan kesal.

Status pengeluaran, struktur peningkatan kalimat. Seorang anak mengatakan kata membaca buku, misalnya, harus membaca buku. Segera perbaiki, tetapi cukup untuk mengulanginya hingga dua kali!

Pelabelan, dengan benar menunjukkan nama-nama di sekeliling. Saat bermain, ini bisa dilakukan. Mereka diperlihatkan nama-nama tanaman dan warnanya ketika anak-anak pergi ke taman. Artinya, ibu-ibu bisa memajang nama buah-buahan, sayur mayur dan peralatan di sekitarnya saat bermain di dapur. Demikian pula anak itu berada di tempat lain.

Baca juga: 6 Aspek Pengasuhan Anak Sering Membingungkan Orang Tua

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.